Jumat, 13 Mei 2022

Media Pandang Visual

Media Pandang Visual

 MEDIA PEMBELAJARAN#MEDIA#VISUAL#PANDANG#MANFAAT MEDIA

Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari “Medium” yang secara harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Dalam pendidikan, media diartikan sebagai komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi intruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Pengertian media menurut beberapa sumber adalah sebagai berikut:

AECT : media sebagai bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan/informasi.

Gagne : media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar.

Briggs : media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar.

Bila kita tinjau dari media pembelajaran yang mempunyai arti segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar mengajar terjadi. Sedangkan media visual adalah media yang memberikan gambaran menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan abstrak. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa media visual merupakan salah satu media untuk pembelajaran.

Media visual ini lebih bersifat realistis dan dapat dirasakan oleh sebagian besar panca indera kita terutama oleh indera penglihatan. Media visual ada yang dapat diproyeksikan dan ada pula yang tidak dapat diproyeksikan.[1]

 

2.     Tujuan Dan Manfaat Media Pandang Visual

 Dalam penggunaannya media visual memiliki manfaat atau kegunaan. Manfaatnya antara lain:

1. Media bersifat konkrit, lebih realistis dibandingkan dengan media verbal atau non visual sehingga lebih memudahkan dalam pengaplikasiannya.

2. Beberapa penelitian membuktikan bahwa pembelajaran yang diserap melalui media penglihatan (media visual), terutama media visual yang menarik dapat mempercepat daya serap peserta didik dalam memahami pelajaran yang disampaikan.

3. Media visual dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta didik dan dapat melampaui batasan ruang kelas. Melalui penggunaan media visual yang tepat, maka semua obyek itu dapat disajikan kepada peserta didik.

4. Lebih efiektif dan efisien  dibandingkan media verbal lainnya karena jenisnya yang beragam, pendidik dapat menggunakan semua jenis media visual yang ada. Hal ini dapat menciptakan sesuatu yang variatif, dan tidak membosankan bagi para peserta didiknya.

5. Penggunaannya praktis, maksudnya media visual ini mudah dioperasikan oleh setiap orang yang memilih media-media tertentu, misalkan penggunaan media Transparansi Overhead Tranparancy (OHT).[2]

 

3.     Macam-Macam Media Pandang Visual

 Media pandang terbagi kepada dua macam,yaitu media yang tidak diproyeksikan dan media proyeksi.[3]

Media yang tidak diproyeksikan

1. Media realia, adalah benda nyata. Contoh nya untuk mempelajari keanekaragaman makhluk hidup, klasifikasi makhluk hidup, ekosistem, dan organ tanaman.

2. Model, adalah benda tiruan dalam wujud tiga dimensi yang merupakan representasi atau pengganti dari benda yang sesungguhnya. Penggunaan model untuk mengatasi kendala tertentu sebagai pengganti realia. Misal untuk mempelajari sistem gerak, pencernaan, pernafasan, peredaran darah, sistem ekskresi, dan syaraf pada hewan.

3. Media grafis, tergolong media visual yang menyalurkan pesan melalui simbol-simbol visual. Fungsi dari media grafis adalah menarik perhatian, memperjelas sajian pelajaran, dan mengilustrasikan suatu fakta atau konsep yang mudah terlupakan jika hanya dilakukan melalui penjelasan verbal. Jenis-jenis media grafis adalah:

1) gambar / foto: paling umum digunakan

2) sketsa: gambar sederhana atau draft kasar yang melukiskan bagian pokok tanpa detail. Dengan sketsa dapat menarik perhatian siswa, menghindarkan verbalisme, dan memperjelas pesan.

3) diagram / skema: gambar sederhana yang menggunakan garis dan simbol untuk menggambarkan struktur dari obyek tertentu secara garis besar. Misal untuk mempelajari organisasi kehidupan dari sel samapai organisme.

4) bagan / chart : menyajikan ide atau konsep yang sulit sehingga lebih mudah dicerna siswa. Selain itu bagan mampu memberikan ringkasan butir-butir penting dari penyajian. Dalam bagan sering dijumpai bentuk grafis lain, seperti: gambar, diagram, kartun, atau lambang verbal.

5) grafik: gambar sederhana yang menggunakan garis, titik, simbol verbal atau bentuk tertentu yang menggambarkan data kuantitatif. Misal untuk mempelajari pertumbuhan.

 

Media proyeksi

1. Transparansi OHP merupakan alat bantu mengajar tatap muka sejati, sebab tata letak ruang kelas tetap seperti biasa, guru dapat bertatap muka dengan siswa (tanpa harus membelakangi siswa). Perangkat media transparansi meliputi perangkat lunak (Overhead transparancy / OHT) dan perangkat keras (Overhead projector / OHP). Teknik pembuatan media transparansi, yaitu:

1) Mengambil dari bahan cetak dengan teknik tertentu

2) Membuat sendiri secara manual

 

2. Film bingkai / slide adalah film transparan yang umumnya berukuran 35 mm dan diberi bingkai 2X2 inci. Dalam satu paket berisi beberapa film bingkai yang terpisah satu sama lain. Manfaat film bingkai hampir sama dengan transparansi OHP, hanya kualitas visual yang dihasilkan lebih bagus. Sedangkan kelemahannya adalah beaya produksi dan peralatan lebih mahal serta kurang praktis. Untuk menyajikan dibutuhkan proyektor slide.

 

4.     Kelebihan Dan Kekurangan Media Visual

a.      Kelebihan media visual:

1. Repeatable, dapat dibaca berkali-kali denga menyimpannya atau mengelipingnya.

2. Analisa lebih tajam,dapat membuat orang benar-benr mengerti isi berita dengan analisa yng lebih mendalam dan dapt membuat orang berfikir lebih spesifik tentang isi tulisan.

 

b. Kekurangan media visual :

1. Lambat, dan kurang praktis

2. Tidak adanya udio, media visual hanya berbentuk tulisan tentu tidak dapat didengar .sehingga kurang mendetail materi yang disampaikan.

3. Visual yang terbatas, media ini hanya dapat memberikan visual berupa gambar yang mewakili isi berita.

4. Produksi, biaya produksi cukup mahal karena media cetak harus menyetak dan mengirimkannya sebelum dapat dinikmati oleh masyarakat.[4]



[1] http://ceva24chandra.blogspot.com/2011/06/makalah-media-visual.html

[2] http://ceva24chandra.blogspot.com/2011/06/makalah-media-visual.html

[3] ibit

[4] http://agung030492.blogspot.com/2011/06/media-audio_14.html

Pembagian Media Dan Sumber Belajar

Pembagian Media Dan Sumber Belajar

SUMBER BELAJAR# MEDIA PEMBELAJARAN

Abdul wahab rosyidi (2009;41-44) menjelaskan tetang pembagian media dan sumber belajar yaitu:

Pertama : media dengar , alat bantu dengan media pembelajaran bahasa asing yang menuntun pembelajaran untuk mengunakan indra pendengaran secara dominan, diantaranya adalah radio,tape recorder,ataupun alat musik tertentu. Pemanfaatan radio dalam pembelajaran bahasa arab dapat berfungsi untuk menunjang pemantapan dari pelajaran yang diperoleh dari sekolah,akan tetapi tampaknya radio belum menjadi pilihan pertama disekolah-sekolah kita untuk menjadi media pembelajaran bahasa, salah asatu sebabnya adalah sulitnya mengakses siaran radio berbahasa arab . alternatif kedua dari media audio adalah kaset dan tape recorder,yang bila dibandingkan dengan radio ,memiliki keunggulan tersendiri karena beberapa aspek pengajaran bias lebih terkendali. Pengajar dapat meemilih materi rekaman yang sesuai dengan tujuan pembelajaran,tingkat penguasaan siswa,topic pembelajaran maupun target keterampilan tertentu yang ingin dicapai.

 

Kedua : media pandang/visual aids; jenis media ini cendrung lebih mudah pengadaan nya karena bias dibuat atau dipilih dari bahan-bahan yang relative mudah didapat dan sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari,sedangkan harganya pun tidak terlalu mahal atau bahkan terkadang tidak memerlukan biaya sama sekali, seperti hal nya : papan tulis,benda peraga,gambar dan foto,serta kartu dan sejenisnya.

 

Ketiga : alat bantu pandang dengar, jenis media ini dapat di kelompokkan menjadi tiga kelompok besar,yaitu benda sesungguhnya (real objects), benda mini (miniatures),dan benda khusus. Benda sesungguhnya adalah benda-benda yang bisa  di pergunakan dalam kehidupan sehari-hari dan cukup praktis untuk dibawa ke sekolah. Gebhard (1996:101) memberikan contoh seperti sisir, gunting, sikat gigi, balon, lilin, toples kopi, payung, topi peralatan makanan, alat tulis dan lain-lain. Sedangkan benda mini adalah barang-barang buatan pabrik yang biasa nya digunakan untuk peralatan anak-anak ,misalnya mobil-mobilan,beragam binatang yang terbuat dari plastik, beragam peralatan perang, alat-alat memasak dan minuman, atau telepon mainan.

         Gambar dan foto merupakan contoh alat bantu pandang yang berguna untuk membantu siswa  memahami konsep tertentu yang ingin dikenalkan oleh guru, baik itu merupakan gambar tiruan benda, kegiatan, tokoh-tokoh penting, maupun situasi. Kegunaan alat ini untuk membantu memudahkan siswa membuat pertanyaan, menjawab pertanyaan, maupun memahami isi wacana. Lisan maupun tulis. Kartu juga merupakan alat bantu yang menggunakan indra penglihatan paling dominan. Kartu sering kali dimanfaatkan guru untuk memberi penguatan pada siswa (drilling) mengenai suatu konsep bahasa tertentu ataupun untuk memberi kesempatan siswa mempraktikkan aspek bahasa yang sudah dikenal oleh guru.

 :                                                                                                                                                 D. Cara Memilih Media Pembelajaran Yang Cocok Dalam Pembelajaran Bahasa Arab

 

              Secara ringkas, Soeparno (1987:10) dalam abdul wahab rosyidi (2009)   mengenalkan bagaimana cara memilih media sebagai berikut:

 

1. Hendaknya mengetahui krakteristik setiap media.

2. Hendaknya memilih media yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.

3. Hendak nya memilih media yang sesuai dengan metode yang kita pergunakan.

4. Hendak nya memilih media yang sesuai dengan materi yang akan dikomunikasikan.

5. Hendak nya memilih media yang sesuai dengan keadaan siswa, jumlah, usia, maupun

    tingkat pendidikannya.

6. Hendak nya memilih media yang sesuai dengan situasi kondisi lingkungan  tempat 

    media dipergunakan.

7. Janganlah memilih media dengan alasan barang tersebut baru atau barang tersebut

    Satu-satunya yang kita miliki.[1]

 

 

         Namun demikian juga harus menjadi pertimbangan dalm memilih dan menentukan media pembelajaran, atau memperhatikan bagaimana kecocokan media yang akan digunakan dari sudut kemampuan media media itu untuk menyampaikan komunikasi yang diinginkan.



[1] Abdul wahab rosyidi,media pembelajaran bahasa arab,2009,hal 37

القياس

 

القياس

Û  تعريف القياس

القياس (اللغة): تقدير شيء بشيئ وتسويته

القياس (إصطلاح): استخراج مثل حكم المذكور لما لم يذكر بجامع بينهم.[1]  

القياس في اصطلاح الأصولين: هو الحاق واقعة لا نص على حكمها بواقعة ورد نص بحكمها في الحكم الذي ورد به النص لتساوي الواقعتين في علة هذا الحكم.[2]

Û   حجيىة القياس: هذا ماذهب اليه الجمهور واستدلوا عليه بالكتاب والسنة:

1.              قوله تعالى: يأيها الذين أمنوا أطيعوا االله وأطيعوا الرسول وأولي الأمر منكم فإن تنازعتم في شيئ فردوه إلى الله والرسول إن كنتم تؤمنون بالله واليوم الأخر ذلك خير وأحسن تأويلا

(سورة النساء : 59 )

ووجه الاستدلال بهذه الأية ،أن الله سبحانه أمر المؤمنين إن تنازعوا و اختلفوا في شيء، ليس لله و لا لرسوله ولا لأولي الأمر منهم فيه حكم، أن يردوه إلى الله والرسول، ورده وإرجاعه إلى الرسول يشمل كل ما لا نص فيه بما فيه نص لتساويهما في علة حكم النص، من رد مالا نص فيه إلى  لى الله والرسول، لأن فيه متابعة لله ورسوله في حكمه.

2.              الحديث : قوله ص.م لمعاذ رضي لله عنه لما بعثه إلى اليمن: كيف تقضى إذا عرض لك قضاءلم تجد في سنة رسول الله و لا في كتاب الله قال أجتهد رأيى ولا الوفضرب رسول لله صدره وقال المحمد لله الذي وفق رسول الله لما يرضاه رسول الله (رواه أحمد وأبو داود والترمذى) قالوا القياس من اجتهاد الرأي.[3]

اتفق علماء الأمة على أن القياس يثير ظنا غالبا، وأنه يعمل به في الأمور الشريعة، على اختلاف بينهم في كثير من التفاصيل. ولم يخالف في أصل حجية القياس إلا الظاهرية ، وأكثرهم غلوا في ذلك ابن حزم ومن أجل ذلك سموّا (الظاهرة) لأخذهم بظواهر الألفاظ ، دون العلل والمعاني.

Û   أركان القياس

لابد لكل قيلس من أربعة أركان:

1.    الأصل، وهو ما ورد بحكمه نص، ويسمى: المقيس عليه، والمحمول عليه، والمشبه به.

2.    الفرع، وهو ما لم يرد بحكمه نص، ويراد تسويته بالأصل في حكمه، ويسمى: المقيس، و المحمول، والمشبه.

3.    حكم الأصل، وهو الحكم الشرعي الذي ورد به النص في الأصل ويراد أن يكون حكما الفرع.

4.    العلة، وهي الوصف الذي بني عليه حكم الأصل وبناء على وجوده في الفرع يسوي بالأصل في حكمه.[4]

Û   شرائط صحة القياس

يشترط لصحة القياس:

1.    أن يكون حكم الأصل معلوما بنقل مقبول أو إجماع.

2.    أن تعرف علة حكم الأصل يطريق معتبرة، وذلك بأن يذكر الشرع العلة.

3.    أن يعمل وجود تلك العلة في الفرع.

4.    أن لا يمنع من الإلحاق مانع، فلا يقاس على خصائص النبي صلىّ الله عليه وسلّم، كزواجه أكثر من أربع.[5]

 

Û   أقسام القياس:

 أ  ) قياس الأولى: وهو ما كانت فيه موجبة للحكم وكان الملحق أولى بالحكم فيه من الملحق به.

ب ) قياس المساوي: وهو ما كانت  فيه موجبة للحكم وكان الملحق مساويا بالحكم فيه من الملحق به.

ج ) قياس الدلالة: وهو ما كانت العلة فيه دالة على الحكم ولا تكون موجبة له.

د ) قياس الشبه:  وهو إلحاق الفرع االمردد بين الأصلين بأكثرهما سبها.[6]

Û   مسالك العلة

والمراد بمسالك العلة: الطرق التي يتوصل بها إلى معرفتها.

 تعليم العلة إما بالنقل، أو بالإجماع، أو بالإستنباط.

1.    إثبات العلة بالنقل:

الشرع كما يثبت الحكم يثبت علته أحيانا، وإثبات العلة بالنقل على نوعين:

أ ) الناص عليها:

والمقصود بالنص اللفظ الذي لا يحتمل إلا التعليل، وذلك بأن يذكر في اللفظ كلمة موضوعه للتعليل.

ب) الإيماء إلى العلة:

أي بما يفهم االعلة من غير أن يوجد في الكلام لفظة موضوعة للتعليل.

2.    دلالة الإجماع على العلة.

3.    إثبات العلة بالإستنباط:

أ ) ومنه حصر أوصاف الأصل وإلغاء مالا يصح أن يكون علة حتى لا يبقى إلا وصف واحد، فيعلم أنه هو العلة. وهذا ما يسمى: التقسيم والبسر.

ب) ومن الإستنباط إثبات العلة بمجرد المناسبة، وهو أن يكون الوصف متضمنا لحكمة الحكم، بأن يكون شرع الحكم على وقفه مؤديا إلى مصلحة، أو مانعا لمفسده.[7]



. عبد الحميد حكيم. السلام. جاكرتا: المكتبة السّعديّة فترا.1928. ص. 36[1]

. عبد الوهاب خلاف. علم أصول الفقه. القاهرة: الناشر للطباعة والنشر والتوزيع. 1978. ص. 52[2]

. عبد الحميد حكيم. السلام. جاكرتا: المكتبة السّعديّة فترا.1928. ص. 36-37[3]

. عبد الوهاب خلاف. علم أصول الفقه. القاهرة: الناشر للطباعة والنشر والتوزيع. 1978. ص. 60[4]

.اصول الفقه. الملكة العربية االسعودية جامعة الإمام محمد بن سعود الإسلامية: ص. 80[5]

. عبد الحميد حكيم. السلام. جاكرتا: المكتبة السّعديّة فترا.1928. ص. 38-39 [6]

. .اصول الفقه. الملكة العربية االسعودية جامعة الإمام محمد بن سعود الإسلامية: ص. 81[7]